Medan (SiBoge) – Rico Waas dan Gerakan Bangkit Bersama: Mengembalikan Kepercayaan Masyarakat pada Pemerintah

Oleh Zulfikar Tanjung

Dalam suasana peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 yang diperingati pada 20 Mei 2025, Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas menyampaikan pesan yang kuat sekaligus reflektif.

Ia tidak sekadar mengutip sejarah kebangkitan masa lalu, tetapi mengaktualisasikannya dalam konteks kekinian: bahwa kebangkitan hari ini adalah perjuangan melawan penjajahan dalam pikiran—keraguan, keputusasaan, dan ketidakpercayaan terhadap institusi.

“Kalau Pemko Medan tidak bangkit, masyarakat akan terus tidak percaya pada pemerintah,” tegas Rico Waas saat menjadi inspektur upacara di halaman Kantor Wali Kota Medan.

Pernyataan itu sederhana, tetapi tajam. Ia menyiratkan kesadaran bahwa pemerintah adalah cermin masyarakat. Jika cermin buram, sulit bagi rakyat melihat harapan. Artinya, perubahan sosial hanya mungkin terjadi jika dimulai dari perubahan internal birokrasi. Inilah titik mula dari narasi gerakan bangkit bersama yang diusung Wali Kota Medan.

Alih-alih menyampaikan jargon kosong, Rico Waas justru menawarkan pendekatan yang membumi: kebangkitan harus dimulai dari hati, dari cara berpikir, dan dari sikap kerja yang ikhlas. Pesan ini bukan hanya motivasi moral, tetapi sekaligus strategi manajerial untuk membangun budaya kerja di tubuh Pemko Medan.

Lebih dari itu, Rico Waas secara eksplisit memanggil seluruh jajaran ASN dan elemen masyarakat untuk bersama-sama memajukan Kota Medan. Ajakan ini mencerminkan gaya kepemimpinan kolaboratif dan partisipatif—sebuah gaya yang semakin relevan di tengah tuntutan masyarakat terhadap pemerintahan yang terbuka dan responsif.

Tentu, untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat, tak cukup dengan retorika. Namun, pengakuan terbuka dari seorang kepala daerah tentang pentingnya membangkitkan kepercayaan publik merupakan langkah awal yang patut diapresiasi. Ini adalah sinyal bahwa Rico Waas tidak alergi pada kritik, dan bersedia menjadikan momentum nasional sebagai refleksi diri sekaligus pendorong perubahan.

Dalam konteks yang lebih luas, pidato ini juga menjadi penegas bahwa Kota Medan tidak berjalan dalam ruang hampa. Tantangan disrupsi teknologi, ketegangan global, dan krisis sosial yang disinggung dalam amanat Menkominfo yang dibacakan Wali Kota, menuntut respons kepemimpinan yang visioner sekaligus berakar pada realitas lokal.

Melalui semangat “bangkit bersama”, Rico Waas tidak hanya menghidupkan kembali api nasionalisme dalam skala kota, tetapi juga mengajak seluruh komponen daerah untuk menjadi bagian dari kebangkitan Indonesia yang lebih besar. Di era ketika publik semakin kritis terhadap institusi, membangun kepercayaan adalah pekerjaan utama. Dan Rico Waas tampaknya telah memulainya dengan sebuah sikap: rendah hati, jujur, dan berani menatap ke dalam.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *